Benar apa yang dikatakan oleh Nabi Besar Ummat Islam yang bernama Muhammad SAW. Beliau mengatakan bahwa kenikmatan bagi orang yang berpuasa adalah ketika ia berbuka puasa dan ketika ia bertemu dengan  Allah SWT Diakhirat kelak.

Malam ini Kumbang merasakan nikmat yang sangat luar biasa. Kenikmatan berbuka puasa dengan minuman seadanya dan makanan yang sangat sederhana. Kenikmatan itu bertambah besar bagi Kumbang karena bisa berbuka puasa bersama dengan orang tua dan adik-adiknya. Kumbang yakin bahwa diluar sana masih banyak orang-orang yang tidak bisa berbuka puasa bersama dengan orang tua dan adik-adiknya.

Secangkir the dan beberapa buah pempek merupakan menu berbuka puasa Kumbang pada hari ini. Ketika adzan maghrib berkumandang, dengan membaca do’a berbuka puasa dan membaca kalimat basmallah, Kumbang langsung menikmati menu berbuka puasa yang dibuat oleh tangan ibunya tercinta.

Pada saat berbuka puasa kali ini, Kumbang tidak terlalu banyak makan seperti hari lainnya. Ia hanya minum separuh teh dan beberapa buah pempek sebagai menu berbuka puasanya. Setelah menikmati segelas teh dan beberapa buah pempek, Kumbang Langsung berangkat menuju masjid untuk melaksanakan sholat maghrib secara berjamaah karena Ia mengetahui bahwa sholat berjamaah di masjid bagi lelaki merupakan hal yang sangat dipentingkan oleh Nabinya.

Bahkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh , Nabi Muhammad SAW mengancam akan membakar rumah orang yang malas sholat berjamaah dimasjid. Selanjutnya, dalam hadist tersebut dikatakan bahwa seseorang lelaki hanya boleh tidak sholat berjamaah dimasjid jikalau ia dalam keadaan sakit yang sangat parah, oleh karena hujan yang sangat lebat, dan oleh karena adanya bencana alam.

Selama Ia tidak merasa sakit yang sangat parah, ataupun dalam keadaan hujan yang sangat lebat atau dalam keadaan bencana alam, Kumbang selalu berusaha untuk melaksanakan sholat berjamaah dimasjid, paling minimal sholat dimasjid ketika ia sedikit telat melaksanakan sholat diawal waktu.

Ada yang beda pada kebiasaan Kumbang pada malam ini. Biasanya, ketika sholat maghrib selesai dan sedikit mengobrol dengan orang-orang tua, ia langsung pulang kerumah. Tetapi kali ini tidak. Kumbang memilih untuk nongkrong disebuah warung pempek sederhana milik dua orang yang sudah tua. Biasanya oleh masyarakat sekitar, orang tua itu dipanggil dengan sebutan akik dan ninik. Tentunya itu bukan merupakan nama asli mereka. Akik menurut pengertian kami berarti kakek. Sedangkan ninik menurut pengertian kami merupakan nenek.

Usaha pempek ini terbilang sangat sederhana. Hanya terdiri dari gerobak dan meja makan serta dua bangku panjang. Usaha inilah yang menjadi penopang hidup mereka berdua dan sesekali mereka mengirimkan makanan ringan dan juga pakaian untuk anak wanita mereka serta cucu mereka yang berada disebuah daerah di Kota Solo.

Ditempat inilah biasanya Kumbang sering mendapatkan pelajaran baik berupa pesan ataupun cerita-cerita yang sering dibagikan oleh ibu-ibu dan terkadang bapak-bapak yang baisanya sering juga nongkrong di warung ini. Ditempat inilah biasanya Kumbang menjadi tempat curhat bagi kakek dan nenek itu ketika mereka sedang kangen. Tetapi mereka sering cerita kepada Kumbang tentang betapa susahnya hidup saat ini jika dibandingkan dahulu kala.

Dahulu dengan uang dua puluh ribu rupiah, mereka bisa hidup beberapa hari. Tetapi kini, dengan uang dua puluh ribu rupiah, mereka hanya bisa hidup sampai dengan setengah hari. Sungguh perbedaan yang sangat mendasar yang mereka rasakan. Terkadang, mereka juga kesal melihat para pejabat dan orang-orang kaya yang semakin kaya. Mereka hanya bisa berkata demi rakyat dan melayani rakyat, tetapi kenyataan itu semua bohong belaka. Mereka melayani diri mereka sendiri dan demi mereka sendiri untuk memperkaya diri. Tapi walaupun demikian mereka tetap bersyukur karena telah hidup di negeri yang begitu kaya raya ini. Negeri yang sangat indah dengan berbagai macam pola kebiasaan dan adat rakyatnya.

Kumbang yang sering mendengar cerita nenek ini sering  merasa sedih. Pernah suatu ketika, Kumbang berniat jika mendapatkan pekerjaan ang baik dan mantap, Ia igin membantu keuangan ninik. Sebenarnya itu semua sudah hampir terwujud ketika Kumbang sudah tahap akhir mengikuti test seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil. Tapi sayang Kumbang gagal. Tidak ada pemberitahuan kenapa gagal. Menurut masyarakat, Ia kurang memberikan pelicin sehingga ia tidak lulus.

Ah semua itu masih sebatas harapan. Biasanya Kumbang hanya bisa membantu dengan cara mengutang pada ninik. Kumbang biasanya sering mengutang ketika pempek dan gorengan lainnya masih banyak dan hari sudah larut malam. Kumbang yang biasanya hanya dikasih uang lima ribu rupiah perhari, terpaksa mengutang terlebih dahulu dan uang jajan yang ia miliki digunakan untuk membayar pempek dan gorengan yang dimakannya. Hanya itu yang bisa Kumbang lakukan untuk memberikan sedikit kesenangan kepada ninik.

Kali ini ninik tidak ada diwarungnya. Ia sedang berada dimasjid dan baru bisa melaksanakan sholat maghrib karena tadi sore banyak pembeli. Sebuah nikmat yang luar biasa yang diberikan oleh Allah SWT kepada ninik karena sebentar lagi dagangannya akan habis. Sebagai tanda syukurnya, ninik tidak lupa melaksanakan sholat. Sedangkan yang menunggu warungnya adalah Zadin, keponakan ninik yang umurnya masih lima tahun dibawah Kumbang.

Bersama Zadin terdapat seorang anak remaja yang seusia dengannya. Kumbang tidak terlalu mengetahui siapa namanya tetapi Ia mengenali wajah anak itu karena sudah beberapa bulan ini ada di kampongnya Kumbang.

Kumbang langsung menghampiri Zadin dan temannya. Bermodalkan sebungkus rokok, Kumbang mengajak mereka ngobrol santai dan kebetulan barang dagangan tinggal sedikit dan belum ada pembelinya. Sambil mengeluarkan korek dari kantong, Kumbang mempersilahkan mereka untuk mereokok.

Obrolan berlangsung sangat menarik dan dinamis hingga pada suatu pernyataan yang membuat Kumbang sangat terkejut sekaligus semakin menambah data yang dimiliki Kumbang selama bergaul dengan anak-anak yang baru meranjak dewasa. Pernyataan yang membuat Kumbang terkejut ialah ketika temannya si Zadin mengatakan bahwa ia sudah sering bercinta atau berhubungan badan dengan pacarnya. Setiap pacaranya sudah pernah diajak berhubungan badan dan hingga kini ia telah berhubungan badan dengan sepuluh wanita yang berbeda.

Mungkin bagi sebagian orang, cerita yang dibuat oleh temannya Zadin itu belum tentu kebenarannya. Tapi tidak bagi Kumbang. Kumbang meyakini bahwa cerita yang diucapkan oleh teman bicaranya ini benar. Kumbang melihat tubuh teman bicaranya ini dari atas sampai bawah. Kemudian menatap mata sang pemuda ini. Tidak ada kebohongan dari cerita ini. Kumbang pun lantas mempersilahkan pemuda ini untuk melanjutkan ceritanya.

Temannya Zadin ini dengan sangat bangga menceritakan perburuan seksnya. Ia mulai melakukan hubungan seks sejak berusia empat belas tahun. Kini ia sudah berumur tujuh belas tahun. Hal yang membuat ia lebih bangga lagi adalah ketika sepuluh kali berhubungan seks dengan sepuluh orang wanita yang berbeda, wanita tersebut tidak ada yang hamil karena ini mempraktekkan teknik yang ia ketahui tentang cara berhubungan badan agar tidak hamil.. Hmmm, Kumbang berkata dalam hati, Allah SWT kok mau dikadalin.

Ketika pemuda ini tidak mendapatkan pacarnya hamil, justru temannya yang baru dua kali berhubungan intim dengan dua orang wanita yang berbeda langsung hamil. Hal inilah yang membuat pemuda ini bangga karena merasa lebih pintar dan lebih hebat dari temannya.

Pemuda ini lantas melanjutkan ceritanya. Kumbang dengan santai mengisap rokok yang ada ditangannya sambil mendengarkan kelanjutan perjalanan seorang pemuda dalam menikmati seks.

Pemuda ini mengatakan bahwa alangkah bodohnya wanita karena mau-maunya saja menyerahkan kehormatannya kepada lelaki yang bukan suaminya. Hanya dengan sedikit rayuan, dia dan kebanyakan lelaki lainnya bisa mendapatkan keperawanan wanita dengan sangat mudah dan tentunya melalui pacaran.

Pacaran menurutnya dan sebagian lelaki katanya merupakan cara yang lebih mudah, gratis, dan sehat ketika ingin menikmati seks daripada bermain dengan wanita penjajah seks. Ia juga mengatakan bahwa wanita seperti ini lebih murah dari wanita penjajah seks tersebut.

Kumbang tersentak mendengar pernyataan terakhir yang keluar dari mulut pemuda ini. Kumbang lantas bertanya kepada pemuda tersebut tentang maksud dari kalimat yang ia ucapkan. Pemuda tersebut secara santai menjelaskan kalimat yang baru ia ucapkan.

Pemuda tersebut mengajak Kumbang berfikir sejenak. Ketika seseorang pria berzina dengan seorang wanita penjajah seks, maka ia harus mengeluarkan uang minimal seratus ribu. Uang sebesar itu belum termasuk transportasi, akomodasi, dan biaya pegang-pegang yang lain pada tubuh wanita penjajah seks tersebut dan tentunya masih berhubungan dengan wanita seks pinggiran.

Sementara seorang wanita yang pacaran, tanpa dibayar ia mudah dipegang-pegang, dicium, dirabah, bahkan diajak berhubungan seks berulang kali dan mungkin dengan berbagai orang karena mungkin ia bisa mempunyai banyak pacar. Tetntunya semua itu gratis dilakukan tanpa bayaran dengan mengatasnamakan cinta.

Lantas mana yang lebih tinggi harganya? Tentu saja wanita penjajah seks tersebut. Walaupun penjajah seks, wanita tersebut masih mempunyai harga walaupun hanya ratusan ribu. Tapi itu lebih baik daripada wanita yang berhubungan seks dengan pacarnya padahal bukan suaminya.

Kumbang terdiam mendengar pernyataan pemuda itu. Kumbang tidak sepenuhnya menyalahkan apa yang dikatakannya dan tidak membenarkan apa yang dilakukan oleh pemuda itu. Kumbang menyadari bahwa memang saat ini kegiatan berhubungan seks dikalangan generasi muda sudah menjadi kebiasaan bahkan sudah hampir menjadi gaya hidup. Bukan pacaran namanya kalau tidak beradegan seks. Kumbang mendapatkan data-data tersebut setelah banyak teman-teman wanita dan adik-adik wanitanya serta teman-teman lelakinya yang menceritakan kalau sudah pernah berhubungan seks atau bahkan sudah sering melakukan hubungan seks karena memang kebanyakan pelaku pacaran melakukan perbuatan seperti itu.

Mendengar semua penjelasan dari pemuda itu, Kumbang hanya mengingatkan kepada pemuida itu agar jangan terlalu bangga dengan perbuatannya dan jangan berusaha untuk mengakali Allah SWT karena bisa saja ia terkena penyakit kelamin ataupun HIV AIDS walaupun teman wanitanya tidak mendapatkan kehamilan.

Setelah mendegarkan pernyataan Kumbang, pemuda itu lantas terdiam. Ia menyadari bahwa pada saat ini penyakit kelamin atau HIV AIDS sampai saat ini belum ada obatnya dan entah kapan akan ada obatnya.

Pemuda itu lantas memberikan masukan kepada Kumbang untuk mengajak wanita-wanita kembali ke ajaran agamanya terutama bagi yang beragama Islam. Padahal dalam Islam sudah jelas tidak mengenal istilah pacaran. Jangankan berpacaran, bersentuhan kulit saja tidak boleh apalagi sampai berpegang-pegangan atau berhubungan badan seperti yang dilakukan oleh sebagian orang yang pacaran.

Pemuda itu menyayangkan pada saat ini ajaran agama Islam dianggap kolot dan tidak modern oleh para pemeluknya sendiri. Padahal ajaran agama Islam merupakan ajaran penyelamat didunia dan akhirat bagi para pemeluknya dan bagi seluru ummat manusia bila menjalankan ajaran yang diperitahkan dengan sungguh-sungguh.

Selama wanita-wanita belum mau menjalankan ajaran agamanya dengan sebenar-benarnya, maka peluang mereka untuk dimanfaatkan tubuhnya oleh lelaki yang tidak beradab masih saja akan terus berlangsung dan petualangan seks dari para penikmat seks gratisan akan terus berlanjut.

Kumbang meminta kepada pemuda itu untuk berhenti dan sadar karena bisa saja ia mati ketika sedang banyak dosa ataupun meninggal dunia ketika sedang melakukan hubungan seks dengan orang yang bukan istrinya. Selain itu hokum karma pasti akan berlaku. Baik kepada anaknya, keluarganya, atau bahkan ia akan mendapatkan istri yang tubuh sudah beberapa kali dinikmati oleh lelaki lain.

Tanpa terasa adzan isya sudah berkumandang dari toa masjid. Sambil meninggalkan beberapa batang rokok, Kumbang lantas berbegegas untuk pergi ke masjid dan tak lupa untuk mengajak mereka sholat. Tapi pemuda itu tidak mau ikut kemasjid sementara si Zadin lagi sibuk melayani pembeli.

Selama perjalanan menuju masjid, Kumbang hanya bisa berdoa kepada Allah SWT agar menjaga dirinya dari fitnah yang ditimbulkan oleh wanita dan dijaga dari perbuatan tercela dan dosa besar. Selain itu Ia juga berdo’a agar wanita-wanita muslim dan wanita Indonesia segera sadar bahwa sebagian pacaran hanya digunakan sebagai sarana oleh sebagian lelaki untuk menikmati tubuh mereka dengan gratis dan juga sehat tentunya.

Semoga saja wanita dan laki-laki yang sudah melakukan perbuatan seperti itu bisa kembali kejalan Allah SWT Tuhan YME sehingga mereka bisa menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Diakhir lantunan do’anya, kata Amiiin terdengar lirih sebagai tanda bahwa do’a telah berakhir.