Entah apa yang dirasakan oleh para penggemar Sriwijaya FC dan penggemarmu ketika wasit Jimmy Napitupullu meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir. Sebuah pertandingan yang penuh drama. Sebuah pertandingan yang penuh dengan perjuangan sehingga membuat kami masyarakat sumatera selatan dan juga penggemar sriwijaya fc di seluruh daerah di Indonesia bahkan diluar negeri meneteskan air mata menyaksikan sejarah baru bagi masyarakat sumatera selatan.

Minggu (01/08) sejarah baru pun terciptakan. Engkau membawa armada Sriwijaya FC mencetak sejarah baru sebagai klub pertama dan pelatih pertama yang bisa membawa suatu klub menjuarai Piala Indonesia tiga kali berturut-turut. Sungguh sebuah prestasi yang sangat membanggakan.

Masih teringat dibenak kami semua ketika pertama kali engkau menginjakkan kaki di bumi Sriwijaya FC sebagai Pelatih Sriwijaya FC. Engkau hanya dibebankan untuk menjaga tim ini agar bisa bertengger di Indonesian Super League (ISL) dan tidak terdegradasi pada divisi utama.

Tapi apa yang engkau berikan? Engkau memenuhi target itu bahkan melebihi target itu. Engkau bawa tim kebanggan masyarakat Sumatera Selatan ini menjuarai Indonesian Super League. Sebuah prestasi yang sangat baik bagi sebuah klub yang masih muda dan klub yang masih dipandang sebelah mata. Tapi dibawah kepemimpinanmu, engkau angkat martabat tim ini dan juga martabat povinsi ini ke tingkat yang lebih tinggi melalui sepak bola.

Engkau langsung menjadi primadona bagi masyarakat Sumatera Selatan dan juga pecinta Sriwijaya FC. Namamu terukir indah disanubari mereka dan akan selalu mereka kenang. Kebanggaan dan kecintaan kepada olahraga khususnya sepak bola semakin menggila. Anak-anak muda dan orang-orang tua dengan bangga memakai seragam berwarna kuning yang bermotifkan songket itu dan ketika disebutkan namamu, pujian dan kekagumanlah yang keluar dari mulut mereka sebagai tanda terima kasihnya kepada dirimu.

Tidak beberapa lama engkau biarkan mereka bangga dan bergembira atas keberhasilan itu. Kemudian engkau tambahkan dengan keberhasilan menjuarai Piala Indonesia. Sebuah sejarah terukir karena Sriwijaya FC dibawah kepelatihanmu bisa mengawinkan dua gelar dalam satu musim. Sriwijaya FC dibawah kepemimpinanmu akhirnya masuk dalam catatan Museum Rekor Indonesia sebagai klub pertama yang berhasil menjuarai dua gelar sekaligus dalam satu musim.

Bertambah bangga dan bahagianya kami rakyat Sumatera Selatan dan pecinta Sriwijaya FC atas keberhasilan itu. Keberhasilan menggapai dua gelar sekaligus. Ini sungguh sebuah prestasi yang sangat luar biasa yang engkau berikan kepada kami sebagai masyarakat Sumatera Selatan juga pecinta Sriwijaya FC.

Musim kedua engkau menjadi Pelatih Sriwijaya FC, tugasmu bertambah berat. Pada musim kedua ini engkau harus membawa Sriwijaya FC mewakili Indonesia dalam Liga Champion Asia yang mempertemukan klub-klub besar di benua Asia. Tentunya ini sangat sulit karena engkau bersama pasukanmu akan bertemu dengan klub-klub yang berasal dari Negara-negara yang sudah lolos ke pentas piala dunia seperti klub dari Korea Selatan, Cina, Jepang, Arab Saudi dan lain-lain.

Kami mengetahui bahwa ini merupakan tugas yang sangat berat. Kami pun tidak berharap Sriwijaya FC bisa menjuarai Liga Champion Asia. Kami sudah merasa sangat bangga Sumatera Selatan kini lebih dikenal oleh Masyarakat Asia yang tentunya nanti akan menambah pendapatan daerah kami karena kemungkinan besar orang-orang dari luar negeri akan datang ke Indonesia khususnya ke Sumatera Selatan.

Pada musim kedua ini engkau tidak berhasil melanjutkan pertandingan pada putaran selanjutnya. Sriwijaya FC hanya berada dipapan bawah dan tidak berhak melanjutkan pertandingan selanjutnya. Tetapi, pada pentas dalam negeri engkau berhasil mempersembahkan gelar Piala Indonesia bagi kami. Dua kali berturut-turut engkau membawa Sriwijaya FC menjuarai Piala Indonesia. Sungguh prestasi yang membanggakan karena Sriwijaya FC sebagai klub yang masih muda telah berhasil menyamakan rekor klub yang sudah lama berdiri seperti Arema Indonesia yang sudah dua kali berturut-turut menjuarai Piala Indonesia.

Musim ketiga engkau berada di bumi Sriwijaya yang beribu kota di Palembang, kota yang terkenal dengan makanan khas pempeknya ini, tugas engkau pangku sangat-sangatlah berat. Tiga kompetisi berat engkau dan para pemainmu lalui. Indonesian Super League, Piala Asia, dan Piala Indonesia.

Pada kompetisi luar negeri seperti Piala Asia, engkau kembali membuat kami rakyat Sumatera Selatan dan juga rakyat Indonesia sangat bangga. Sriwijaya FC dibawah kepelatihanmu berhasil masuk ke babak 16 besar Piala Indonesia. Sebuah prestasi yang sangat membanggakan tentunya baik bagi kami rakyat Sumatera Selatan ataupun rakyat Indonesia.

Sriwijaya FC kalah ketika menhadapi klub besar dari Thailand yang notabene merupakan finalis Piala Asia tahun lalu. Tentunya ada sedikit kesedihan dihati kami sebagai manusia biasa tentunya yang mengharapkan agar klub kebanggaan kami bisa berjaya di pentas asia tetapi harus kandas pada babak 16 besar. Tapi kami tetap bangga dan kagum kepada dirimu atas keberhasilan itu.

Pada pentas Indonesia Super League, engkau bersama pemainmu hanya berhasil menduduki peringkat ke Sembilan dalam klasemen akhir ISL. Kami semua mengerti karena engkau dan para pemainmu bertarung dalam tiga kompetisi besar dan berbeda yang tentunya akan menguras banyak sekali tenaga dan pikiran.

Tapi, pada pentas final Piala Indonesia yang dilaksanakan pada hari minggu (01/08), engkau berikan kemenangan yang sangat manis bagi kami masyarakat Sumatera Selatan dan pecinta Sriwijaya FC. Engkau bersama pemainmu berhasil mengalahkan Arema Indonesia dengan skor 2-1. Sebuah pertandingan yang sangat dramatis tentunya karena pertandingan ini menunjukkan siapa yang berhak mencetak sejarah sebagai tim yang tiga kali menjuarai Piala Indonesia dikarenakan Arema Indonesia juga sudah pernah menjuarai Piala Indonesia sebanyak dua kali.

Tuhan berkata lain, Tuhan lebih memilih Sriwijaya FC dibawah kepelatihanmu untuk menjadi juara Piala Indonesia sebagai kado perpisahan yang indah yang akan engkau berikan kepada kami rakyat Sumatera Selatan dan juga pecinta Sriwijaya FC tentunya.

Musim ini musim terakhir engkau menjadi pelatih di Sriwijaya FC. Padahal, sejauh yang aku ketahui, kontrak yang engkau miliki akan berakhir satu musim lagi dan engkaupun bersedia memperpanjang kontrak jika manajemen mau memperpanjang kontrak dengan dirimu.

Tapi apala daya, Tuhan ternyata menginginkan kita berpisah. Kontrakmu telah diputuskan. Engkau dikabarkan akan berlabuh pada salah satu klub besar yang berada di ibu kota. Berdasarkan informasi yang aku terima, enam orang pemain sudah bersediah mengikuti dirimu pindah ke klub baru.

Disini kami sebagai rakyat Sumatera Selatan dan juga pecinta Sriwijaya FC tentunya hanya bisa mengucapkan terima kasih atas sebuah kebanggaan dan gelar yang telah engkau berikan kepada kami masyarakat Sumatera Selatan dan Pecinta Sriwijaya FC. Sebenarnya kami menginginkan engkau tetap berada di bumi Sriwijaya ini karena kami merasakan kehangatan persaudaraan yang begitu luar biasa selama menjadi pelatih Sriwijaya FC. Walaupun aku belum pernah bertemu atau berjumpa denganmu, tapi aku merasakan kehangatan persaudaraan itu.

Kami hanya bisa berdo’a agar engkau selalu diberikan kemudahan, kebahagiaan, dan kesuksesan ketika menjadi pelatih di klub lain. Jangan lupakan kenangan yang telah lama terbina antara dirimu dengan masyarakat Sumatera Selatan dan juga Pecinta Sriwijaya FC. Percayalah bahwa namamu telah terukir dalam hati masyarakat Sumatera Selatan dan juga Pecinta Sriwijaya FC sebagai pelatih yang telah mengantarkan Sriwijaya FC menjadi klub pertama yang berhasil mengawinkan dua gelar sekaligus dan menjadi pelatih yang berhasil mencetak sejarah baru dalam dunia sepak bola tanah air karena berhasil membawa Sriwijaya FC menjuarai Piala Indonesia tiga kali berturut-turut.

Terima Kasih Cek Mad, Terima kasih Drs. Rahmad Darmawan. Namamu selalu terukir didalam hati nurani kami. Semoga suatu saat kita kan bersama kembali merajut mimpi-mimpi indah bersama-sama menuju sepak bola Sumatera Selatan dan Indonesia yang lebih baik lagi.

Tangerang Selatan, 04 Agustus 2010