Hari ini sudah genap tiga hari aku tinggal di kota tangerang, tepatnya tangerang selatan. Sebuah pengalaman baru yang aku rasakan, ya pengalaman baru karena selama ini aku belum pernah keluar pulau. Jangankan keluar pulau, keluar kota pun jarang apalagi keluar pulau.

Aku menginjakkan kaki di daerah yang terkenal dengan slogan kota tangerang berakhlak karimah ini dalam rangka bertemu dengan salah seorang di kota jakarta, tepatnya di jakarta selatan.

ternyata ketika kapal yang membawa kami dari menyeberang dari pelabuhan bakauhuni di lampung ini, bersandar di pelabuhan merak banten. Ada perasaan takjub dan juga ada perasaan sedih. semua perasaan itu bercampur jadi satu ketika menikmati perjalanan dari merak menuju grogol karena kebetulan aku janjian ketemu dengan teman di daerah grogol.

aku merasa sedih ketika melihat bukit-bukit yang ada disekitar pelabuhan merak banyak yang sudah digali, entah apa tujuannya aku tidak tahu. tetapi menurut pendapatku pribadi, hal tersebut tentunya sangat tidak baik dilakukan dikarenakan akan mengganggu sistem tanah yang ada disekitar bukit tersebut dan juga tentunya akan menyebabkan tanah longsor dan tentunya kemungkinan juga akan memakan korban jiwa dikarenakan disekitar wilayah perbukitan tersebut juga terdapat rumah yang didiami oleh masyarakat sekitar.

aku jadi teringat dengan bukit-bukit dan gunung di wilayah sumatera barat. sudah lama memang aku tidak pergi kesana, mungkin sudah sekitar enam tahun aku tidak mengunjungi wilayah itu. ketika kita mengunjungi wilayah sumatera barat, apalagi wilayah yang menuju ke daerah pesisir selatan, maka kita akan melewati jalan-jalan yang berada di wilayah perbukitan ataupun pegunungan. disisi kanan kita akan melihat indahnya lautan yang luas membentang yang menjadi daya tarik di daerah ini.

ketika mengunjungi sumatera barat, tidak kulihat pemandangan gunung-gunung yang digali dengan menggunakan alat berat ataupun dengan menggunakan alat  yang sangat manual. gunung-gunung dan bukit-bukit di wilayah tersebut masih tetap perkasa menujukkan tanda syukurnya kepada Tuhan atas semua nikmat yang diberikan oleh-Nya kepada gunung tersebut.

hal diatas merupakan sedikit sisi jelek yang membuat hatiku bersedih. tetapi ada juga yang membuat hati ini gembira melihat pemandangan disekitar wilayah merak menuju serang.

ketika kita menuju wilayah serang, maka kita akan melihat bentangan sawah yang sangat luas dan sangat enak dipandang mata. kebetulan pada kesempatan kali ini, aku menikmati hamparan padi yang sedikit menguning.

masyarakat wilayah ini aku yakin sangat ulet dan pekerja keras sehingga mereka pantas mendapatkan hasil yang terbaik dari usaha yang mereka lakukan dan semoga saja Tuhan YME memberikan kelancaran rezeki kepada mereka.

melihat pemandangan seperti itu entah mengapa yang terpikirkan olehku adalah tentang pengangguran. aku bertanya dalam hati, mengapa orang-orang yang menganggur itu tidak mau jadi petani saja? bukankah negeri adalah negeri yang agraris, negeri yang terkenal dengan produksi pertaniannya?

seandainya mereka yang menganggur itu mau jadi petani dan pemerintah mau memfasilitasi mereka dalam bidang pertanian, bukan tidak mungkin pengangguran di negeri ini akan sangat sedikit. tapi sangat disayangkan, banyak sekali pemuda-pemuda yang telah menempuh pendidikan tinggi tidak mau kembali kedesa dan bertani. Padahal semua pendidikan bisa dikaitkan dengan pertanian.

itu semuanya hanyalah lamunan yang aku rangkai dan aku bandingkan antara perjalananku sebelumnya dengan perjalanan yang telah aku lakukan baru-baru ini yaitu mengunjungi kota tangerang selatan. tanpa terasa beberapa menit kemudian semuanya berubah menjadi gelap dan tanpa kusadari akhirnya kedua mataku tertutup dikarenakan keletihan yang aku rasakan ketika masih di daerah lampung karena selama perjalanan menuju ke lampung, mata ini tidak bisa terpejam.

inilah sedikit perasaan yang bisa aku ceritakan ketika pertama kali berada di pulau jawa. semoga saja nanti aku bisa berbagi cerita lain selama aku berada di pulau jawa ini.

serpong 21 juli 2010